JEMARISakato

collapse

Pemulihan Lahan Pertanian Terdampak Banjir Lahar Dingin Kabupaten Agam

2024-11-27  JEMARI Sakato

jemarisakato.org – Padang, Banjir lahar dingin di Kabupaten Agam pada Mei lalu berdampak besar pada lahan pertanian yang mana merusak sekitar 27,5 hektar sawah, 7 hektar kebun tebu, dan berbagai lahan hortikultura. Banjir ini membawa material berat seperti batu besar, kayu, dan pasir yang menutupi lahan, sehingga sulit ditanami kembali hingga dibersihkan. Untuk menangani kerusakan ini, Dinas Pertanian Kabupaten Agam akan menggunakan metode campuran, yaitu alat berat untuk lahan yang rusak parah dan program padat karya untuk kerusakan ringan. Upaya ini menjadi perhatian bagi JEMARI Sakato didukung oleh Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) South and South-East Asia yang didanai oleh Aktion Deucsland Hilft, salah satu organisasi di Jerman yang fokus menyediakan bantuan dalam situasi bencana dan darurat skala besar di luar negeri. Kegiatan ini juga dibantu pelaksanaannya oleh OPDIs (Organisasi Penyandang Disabilitas) HWDI dan Gerkatin Sumatera Barat. Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan dalam program yaitu melakukan penyaluran bantuan terhadap  pemulihan lahan sawah, irigasi, dan lahan tebu masyarakat terdampak lahar dingin di  tiga Nagari terdampak di Kabupaten Agam, yaitu Nagari Bukik Batabuah , Nagari  Sungai Pua , dan Nagari Sariak.

Metode yang digunakan dalam menyalurkan bantuan terhadap petani disebut sebagai program  Cash for Work (CFW) dengan mengusung konsep padat karya yang melibatkan petani hingga masyarakat yang kehilangan mata pencaharian  dalam proses pembersihan lahan pertanian . Dalam hal ini, tujuan dari program adalah untuk pemulihan lahan pertanian korban terdampak dan memulihkan sosial-ekonomi masyarakat lainnya dengan menjadikan masyarakat sebagai pekerja di lahan sawah tersebut. 

Pembersihan lahan pertanian dimulai sejak September hingga Oktober . Dalam proses pemulihan, JEMARI Sakato juga berkoordinasi dengan pemerintahan terkait, seperti Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Penyuluh Pertanian Lapangan Desa hingga Wali Nagari dan ketua kelompok tani. Proses koordinasi ini dilakukan untuk melihat bagaiman intervensi yang paling efektif dalam metode padat karya mengingat jumlah dan bentuk kerusakan lahan pertanian yang cukup beragam di masing-masing Nagari. 

Proses pengerjaan lahan dilakukan melalui tahapan assessment awal lahan terdampak rusak ringan, identifikasi bentuk kerusakan dan perkiraan durasi pengerjaan, proses ini  dilakukan bersama pemilik lahan dengan didampingi wali jorong guna meminamalisir ketidaksetaraan pendistribusian bantuan serta mendorong semangat gotong royong kelompok tani untuk terlibat dalam kegiatan Cash For Work yang dilakukan. Teknis pengerjaan lahan dilakukan dalam prakteknya 1 lahan dikerjakan oleh 5-6 orang pekerja dan durasi kurang lebih 3 – 4 hari tergantung kerusakan dan luasan lahan. Dalam kegiatan Cash For Work ini bantuan yang diterima oleh petani/pekerja yaitu berupa pergantian upah harian Dengan nilai yang disepakati yaitu sebesar Rp 100.000 – Rp 125.000/hari; pekerja irigasi Rp 150.000/hari; dan operator mesin bajak Rp 200.000/hari. 

CFW  yang diterima oleh masyarakat Bukik Batabuah dan Sungai Pua sangat dirasa membantu bagi masyarakat dalam hal pendanaan dan pengolahan lahan setelah terjadinya bencana lahar dingin di Kabupaten Agam. Hal ini disampaikan langsung oleh Ibu Indalma sebagai salah satu penerima manfaat dari program CFW, "Alhamdulillah, bantuan yang disalurkan oleh JEMARI Sakato sangat bermanfaat bagi kami, hal ini menjadi salah satu hal dalam memulihkan lahan setelah banjir lahar dingin yang terjadi pada Mei lalu". Selain itu, metode yang dilakukan juga di adaptasi oleh PPL Desa ketika mendapatkan dana hibah bantuan dari salah satu lembaga yang pada awalnya ingin memberikan bantuan uang tunai pada pemilik lahan.

Diharapkan dengan bantuan pembersihan lahan yang diberikan, petani yang menerima manfaat dapat melanjutkan kegiatan pengolahan lahan seperti semula sebelum terjadinya bencana dan dapat melanjutkan kebutuhannya melalui kegiatan pertanian tersebut. 

 

Penulis: Irmanita Safitri 
Penyunting: Abdi Kuniawan 

Kunjungi media sosial JEMARI Sakato 
Instagram: @jemari.sakato 
Facebook: JEMARI Sakato 
Youtube: JEMARI Sakato 
Linkedin: JEMARI Sakato


Share: