jemarisakato.org – Padang, Pada Mei lalu, beberapa wilayah di Sumatera Barat mengalami bencana banjir lahar dingin dan galodo terkhususnya di daerah Kabupaten Agam. Bencana ini menyebabkan dampak yang cukup besar bagi rumah tangga masyarakat, seperti rusaknya infrastruktur dan kegiatan perekonomian masyarakat.
Melalui program “Pemulihan Banjir Lahar Dingin Kabupaten Agam”, JEMARI Sakato bersama dengan mitra OPDis (Organisasi Penyandang Disabilitas) Sumatera Barat memberikan dukungan kepada 23 rumah tangga terdampak banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pelaksanaan program ini didukung oleh lembaga mitra ASB (Arbeiter-Sumiter-Bund) Indonesia (Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) yang merupakan organisasi bantuan dan kesejahteraan sosial Jerman yang terlibat dalam banyak penyediaan layanan sosial, termasuk perlindungan sipil, layanan penyelamatan, dan layanan kesejahteraan sosial. Pendanaan kegiatan Program Pemulihan Banjir Lahar Dingin Kabupaten Agam ini diberikan oleh Aktion Deutschland Hilft, sebuah lembaga donor dari Jerman yang fokus menyediakan bantuan dalam situasi bencana dan darurat skala besar di luar negeri. Dukungan yang diberikan dalam program yaitu berupa Penyaluran bantuan dengan metode Cash Transfer Program (CTP) / Bantuan Tunai Langsung yang diberikan melalui kerja sama JEMARI Sakato dengan BPR Nagari Sungai Pua, Kabupaten Agam.
Para penerima bantuan adalah keluarga yang terdampak rumah rusak berat akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi. Masing-masing keluarga menerima bantuan sebesar Rp 3.750.000 yang diberikan bertahap pada bulan Sepetember hingga November. Menurut Yohanna dari JEMARI Sakato, bantuan yang diberikan untuk masyarakat terdampak agar dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti pembiayaan sewa rumah sementara dilokasi yang jauh dari daerah landaan.
“Bantuan ini diharapkan dapat memulihkan kehidupan masyarakat terkena dampak banjir lahar dingin,” terang Yohanna menjelaskan bahwa bantuan tunai untuk korban banjir itu disalurkan melalui BPR setempat, yakni PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Sungai Pua.
Sebelum bantuan disalurkan, Jemari Sakato selaku CSO ( Civil Society Organization ) pendamping, melalukan diskusi kelompok terfokus ( Focus Group Discussion: FGD) bersama 23 penerima manfaat. Melalui FGD, calon penerima bantuan mendapat pelatihan terkait teknis pencairan dana melalui perbankan dan bagaimana pemanfaatan dana setelah bantuan diterima agar tidak disalahgunakan dan tepat sasaran untuk mempercepat pemulihan perekonomian masyarakat. Dalam FGD juga diberikan materi terkait Business Model Canvas; BMC. BMC merupakan sebuah kerangka manajemen yang dibuat untuk merancang strategi bisnis yang akan dijalankan dengan sembilan blok model bisnis. Tujuan penggunaan BMC yaitu untuk membantu calon penerima yang mayoritas memiliki usaha agar dapat menerjemahkan konsep bisnis, konsumen, dan keuangan, sehingga mampu membantu pemulihan usaha menjadi lebih baik.
Penulis: Ulfa Azizah Febryzalita
Penyunting: Abdi Kurniawan
Kunjungi media sosial JEMARI Sakato,
Instagram: @jemari.sakato
Facebook: JEMARI Sakato
Youtube: JEMARI Sakato
Likedin: JEMARI Sakato