jemarisakato.org, Mentawai – Desa Sipora Jaya yang merupakan salah satu desa dampingan Program GREAT Mentawai, menjadikan penguatan ketahanan pangan sebagai fokus utama dalam pembangunan desa. Sekolah Lapang dan kebun PKK merupakan basis pengembangan yang disepakati sejalan dengan hasil Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam musyawarah desa sebelumnya.
Hasil RTL yang disepakati, perbaikan fasilitas dan peningkatan aksesibilitas Sekolah Lapang dan Kebun PKK untuk kegiatan bercocok tanam menjadi fokus utama desa. Upaya ini dinilai penting agar aktivitas pertanian desa berjalan lebih optimal dan berkelanjutan.
Pada awal Desember, tim JEMARI Sakato bersama kelompok merumuskan beberapa kebutuhan perbaikan yang akan dilakukan. Hasilnya, fokus perbaikan fasilitas pada masing-masing lahan berbeda-beda.
Lahan kelompok PKK Sipora Jaya intervensinya yaitu, pembersihan dan penggalian sumur, plaster dinding sumur, pembuatan tandon air dan sistem penyaringan sprinkler, serta pembuatan rumah bibit inklusif. Sedangkan untuk lahan sekolah lapang Sipora Jaya yaitu penambalan kolam tadah hujan, pembuatan tong penampungan air hujan atau tandon air, pembuatan pondok bibit, serta pemanfaatan botol plastik untuk bedengan tanaman.

Perbaikan ini dilatarbelakangi pada kondisi lahan yang rentan terhadap perubahan iklim, khususnya keterbatasan akses air. Selama ini, kegiatan pertanian bergantung pada kolam tadah hujan yang mengalami kebocoran dan penyiraman manual yang memakan waktu serta tenaga. Kondisi tersebut tidak hanya menurunkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan risiko gagal panen dan menambah beban kerja kelompok, khususnya perempuan.
Tujuan perbaikan fasilitas dan aksesibilitas di Sekolah Lapang serta PKK ini yaitu untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan melalui ketersediaan air yang lebih stabil dan berkelanjutan, berkurangnya risiko gagal panen akibat kekeringan, serta tersedianya ruang pembibitan sebagai pusat pembelajaran adaptasi perubahan iklim. Selain itu, hal ini dapat mengurangi beban kerja manual, khususnya bagi perempuan dan kelompok rentan serta memperkuat kapasitas komunitas dalam pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim (PRB-API).

Dengan berbagai intervensi tersebut, diharapkan seluruh anggota kelompok dapat lebih fleksibilitas dan produktif dalam mengelola lahan Sekolah Lapang dan kebun PKK. Lebih dari sekadar perbaikan fisik, upaya ini merupakan bagian dari proses membangun sistem ketahanan pangan yang tangguh dan inklusif agar desa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan mereka, sehingga desa tidak bergantung bahan baku dari luar pulau.
Penulis: Ulfa Azizah Febryzalita
Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya, Instagram: @jemari.sakato
Facebook: JEMARI Sakato
Linkedin: JEMARI Sakato
Youtube: JEMARI Sakato