“BERFIKIR POSITIF, BERGERAK MAJU MENUJU KETAHANAN EKONOMI DI TENGAH PANDEMI COVID19”
By : Anggun Mustika yanti, M.Pd
(Aktifis JEMARI sakato)
Perkembangan status Covid19 Provinsi Sumatera Barat semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan dan mengkhawatirkan. Selama bulan Ramadhan ini tercatat pertanggal 13 mei 2020, umlah kasus positif sudah mencapai angka 319. Sebuah angka yang cukup tinggi sejak kasus pertama positif ditemukan di Sumatara Barat. Dalam dilematik yang tengah terjadi pada masa pandemi covid19 ini pemerintah terus berupaya memutus rantai covid19 ini dengan selalu memastikan masyarakat mengikuti protokol keselamatan covid19 melalui himbauan dan edukasi. Disamping itu pemerintah juga berupaya memastikan masyarakat tetap memperoleh bahan pangan melalui intervensi kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi tetap stabil.
Virus corona tidak saja membatasi ruang gerak masyarakat, tetapi juga mempengaruhi kondisi ekonomi yang pada akhirnya mengurangi akses dan kemampuan masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup. Jika dilihat dampak ekonominya, wabah Covid-19 telah membuat perekonomian merosot dari berbagai sektor. Banyak sektor ekonomi termasuk di dalamnya yang tergolong UMKM pasti terdampak. Hal lain yang muncul adalah persoalan sosial ekonomi apalagi setelah diberlakukannya kebijakan PSBB.
Pada level yang lebih kecil yaitu desa, juga di tuntut melakukan perubahan yang signifikan dalam menjalankan strategi pembangunan Nagari. Kementerian Desa sudah mengeluarkan SE Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa untuk memberikan keleluasaan desa melakukan penyesuaian kebijakanya. Mohammad Najib, CEO dari Berdesa.com dan founder usaha desa melalui diskusi secara daring bersama JEMARI Sakato dan perwakilan stakeholder Nagari menyampaikan ditengah kondisi pandemi covid19 ini, tetap ada peluang yang bisa diambil oleh pelaku usaha maupun Nagari untuk mewujudkan ketahanan ekonomi. Kondisi ini tidak membatasi gerak kita terutama pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya. Tapi tentunya dengan memperhatikan berbagai hal seperti pertama mengembangkan mindset yang positif. Mindset positif yakni kita dapat melihat peluang-peluang ketimbang stress dirumah termasuk membangun ekonomi. Masyarakat yang pada awalnya tidak peduli sesama sekarang peduli terhadap orang miskin dengan memberikan bantuan dalam bentuk apapun. Pandemi membatasi ruang gerak kita tapi tidak inovasi kita. Bisa saja melakukan pendampingan secara online di masa pandemi ini. Pelaku usaha bisa membuat masker yang saat ini pesanannya pasti melonjak mengingat kebutuhan masker saat ini meningkat.
Kedua, Sosial Kapital yakni bagaimana Nagari merajut kembali kepedulian terhadap orang-orang yang membutuhkan karena saat ini mereka serba kekurangan. Hari ini tentu di Kota banyak orang kelaparan. Dengan ini bisa Nagari mengeluarkan ide-ide baru misalnya memanfaatkan lahan, kemudian bagaimana melihat peluang pasar. Indonesia yang 66 persen kawasannya sudah ada internet. Meskipun masih ada yang kurang bagus namun dengan mindset yang positif dan memanfaatkan modal sosial untuk mencari peluang-peluang baru untuk mendorong orang-orang.
Ketiga, memanfaatkan media online. Dulu kita melihat pasar tempat menyalurkan barang dan jasa usaha kita, namun saat ini dengan adanya pandemi ini kita diperkenalkan dengan metode baru yaitu lewat online. Ini peluang yang bagus untuk pelaku usaha yang dapat dilakukan di Nagari semisalnya menciptakan aplikasi online untuk pelaku usaha menjual usahanya dan yang menjadi konsumennya juga masyarakat di Nagari itu sendiri. Lebih lanjut menurut Najib hal keempat berkaitan dengan kepedulian orang dengan kesehatan. Ini hal yang positif. Ada hal yang baik kita ambil dari pandemi covid19 ini yakni orang-orang saat ini lebih rajin cuci tangan, makan makanan yang sehat, yang malas makan sayur jadi suka sayur dan lainnya. Dengan kondisi ini memanfaatkan lahan untuk menanam rempah-rempah juga dapat dilakukan mengingat harganya yang saat ini melonjak naik.
Kelima, halalal toyiban. Bukan hanya halal tapi toyiban bagaimana orang berbicara bukan hanya tentang enak tapi juga bagaimana membiasakan mencuci tangan. Halalal toyiban ini mendorong kita bagaimana cara mengemas, dan menggerakkan petani karena petani tidak bisa memasarkan dan lain sebagainya. Bagaimana kita menciptakan produk-produk seperti bikin baju bagaimana prosesnya yang halalal toyiban. Kemudian untuk UKM makanan kita harus tau juga dan memastikan makanan kita halalal toyiban.
Dari apa yang disampaikan Mohammad Najib secara daring harapannya membuka wawasan baru bagi Nagari-nagari yang ikut serta dalam kegiatan diskusi daring ini untuk menciptakan strategi ketahanan ekonomi masyarakat di Nagari di tengan pandemi covid19. Selain itu poin penting dari semua yang disampaikan founder usaha desa ini adalah membaca dan mengambil peluang di tengah pandemi covid19 ini dengan memunculkan pikiran-pikiran yang positif.
********