JEMARI Sakato

collapse

Sekolah Lapang Berbasis Alam Dorong Ketahanan Pangan Adaptif di Mentawai

2025-12-08  JEMARI Sakato  203 views

jemarisakato.org, Mentawai – Memasuki tahun kedua pelaksanaan, Program GREAT Mentawai terus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat melalui pengembangan sistem pangan yang adaptif terhadap risiko bencana dan perubahan iklim. Program ini menekankan pentingnya solusi berbasis alam dan pemanfaatan kearifan lokal, sekaligus memastikan seluruh kelompok terlibat secara aktif dan inklusif.

Sebagai bagian upaya tersebut, JEMARI Sakato mengadakan Sekolah Lapang Berbasis Alam untuk Perlindungan Pengelolaan Berkelanjutan, November lalu. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari yaitu di tiga lokasi berbeda: Hari pertama di Hotel Bundo Tuapeijat, hari kedua di Lahan PKK Sipora Jaya, dan hari ketiga di Kantor Desa Sioban.

Dukungan Pemerintah Daerah

Kegiatan hari pertama dibuka oleh perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai, Muhammad Ikhsan yang menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis masyarakat. “Dinas Pertanian tetap berkomitmen penuh mendukung upaya penguatan ketahanan pangan berbasis masyarakat melalui penguatan sekolah lapang. Kegiatan ini sangat sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam memperkuat kemampuan petani, mendorong praktik pertanian adaptif terhadap perubahan iklim, serta memastikan perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan mendapatkan ruang yang setara dalam proses pembangunan pertanian,” tuturnya.

IMG_2578-2
Foto bersama peserta kegiatan Desa Sipora Jaya

Peserta yang hadir dari kelompok masyarakat desa Sipora Jaya.

Praktik Langsung Pengolahan Pupuk Organik

Pada hari kedua, kegiatan berpindah ke lahan PKK Sipora Jaya. Peserta dari kelompok PKK dan sekolah lapang dilatih mempraktikkan pembuatan berbagai pupuk organik dan pestisida nabati. 

IMG_2638-2
Praktik pembuatan pupuk organik

Fasilitator JEMARI Sakato, Syafri Noer dibantu oleh Champion Sekolah Lapang Sipora Jaya, Sutichi atau yang sering dipanggil Maya memandu langsung prosesnya. Bahan-bahan yang digunakan berasal dari limbah rumah tangga dan tanaman sekitar, seperti cucian beras, limbah sayur dan buah, air kelapa, hingga isi perut ikan nila. 

Selain itu, dibuat juga pestisida nabati berbahan daun papaya, daun sirsak, bawang putih, serai wangi, dan lidah buaya. Hasil racikan tersebut dapat digunakan untuk melindungi tanaman dari hama tanpa merusak lingkungan. 

Perencanaan Pengelolaan lahan

Pada hari terakhir, kegiatan penguatan kelompok sekolah lapang dilakukan dalam bentuk musyawarah di Desa Sioban. Dalam musyawarah ini dibahas bagaimana pengelolaan lahan yang ada di sekolah lapang serta komoditi apa saja yang bisa ditanam. Musyawarah ini, menghasilkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk kegiatan sekolah lapang di Desa Sioban. 

Kemandirian Pangan Berkelanjutan

Melalui rangkaian kegiatan ini, masyarakat diharapkan tidak hanya meningkat keterampilan bercocok tanam yang ramah lingkungan, tetapi juga menjadi aktor kunci dalam memperkuat ketahanan pangan desa. Hasil produksi sekolah lapang ditargetkan mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar.  

4-9
Proses pengasapan lahan untuk mengusir hama pada kebun jagung di Lahan PKK Sipora Jaya

 

Penulis: Ulfa Azizah Febryzalita

Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya,                                                                                                                               
Instagram: @jemari.sakato       
Facebook: JEMARI Sakato    
Linkedin: JEMARI Sakato    
Youtube: JEMARI Sakato        


Share: