JEMARI Sakato

collapse

Meningkatkan Kesiapsiagaan Sumatera Barat: Integrasi Layanan Kesehatan Reproduksi dalam Rencana Kontingensi Krisis Kesehatan

2025-07-09  JEMARI Sakato  51 views

jemarisakato – Padang, Sumatera Barat menjadi Provinsi dengan keindahan alam yang memikat ini juga menyimpan tantangan besar akibat kondisi geografis dan geologisnya yang rentan terhadap berbagai bencana, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, dan tanah longsor. Pengalaman menghadapi bencana, termasuk gempa besar tahun 2009, mengungkap satu persoalan mendesak: terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan reproduksi (Kespro) di tengah krisis, padahal kebutuhan justru meningkat signifikan.  
Menjawab tantangan tersebut, pertemuan bertajuk "Pendampingan Teknis Integrasi PPAM Kespro dalam Rencana Kontingensi Krisis Kesehatan Provinsi Sumatera Barat" diselenggarakan pada Kamis (26/06) lalu, di Hotel Rangkayo Basa, Padang. Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari diskusi daring sebelumnya dan menjadi langkah konkret memperkuat kesiapsiagaan sektor kesehatan, melalui penyempurnaan dokumen rencana kontingensi dan penguatan komitmen lintas sektor.

PPAM Kespro: Menjawab Kebutuhan Kritis di Tengah Krisis  
Dalam situasi darurat, kelompok beresiko seperti balita, ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur (WUS), remaja perempuan, lansia, penyandang disabilitas, dan orang dengan HIV (ODHIV) mengalami peningkatan risiko. Di antaranya kekerasan seksual, penularan IMS/HIV, kehamilan tidak diinginkan, serta komplikasi persalinan.  
Karena itu, Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi menjadi vital. PPAM adalah seperangkat layanan prioritas yang harus tersedia pada fase awal tanggap darurat, mencakup:

  • Identifikasi koordinator dan mekanisme koordinasi  

  • Pencegahan dan penanganan kekerasan seksual  

  • Pencegahan penularan IMS/HIV  

  • Penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal  

Rencana kontingensi yang dikembangkan kini juga telah mencakup pelayanan minimum untuk balita dan lansia sebuah pendekatan yang lebih inklusif dan berorientasi pada siklus hidup.

Kolaborasi dan Komitmen Multipihak  
Pertemuan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Kementerian Kesehatan, Yayasan Kerti Praja, konsultan UGM, BPBD Provinsi, Dinas Kesehatan, serta organisasi profesi (IBI, PPNI), OPD, dan LSM.Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya kesiapan dan upaya preventif dalam menghadapi bencana.  
Diskusi juga menyoroti pentingnya Health Emergency Operation Center (HEOC) sebagai pusat komando dalam penanganan krisis kesehatan, dengan peran BPBD sebagai koordinator kebencanaan dan Dinas Kesehatan sebagai pelaksana teknis di daerah. Landasan hukum seperti Permenkes No. 75 Tahun 2019 turut menggarisbawahi pentingnya penyusunan rencana kontingensi yang mencakup isu Kespro.

Tantangan dan Rekomendasi  
Beberapa tantangan utama yang diidentifikasi meliputi:

  • Belum adanya Surat Keputusan (SK) khusus untuk sub-klaster Kespro  

  • Ketersediaan logistik PPAM yang masih terbatas  

  • Koordinasi lintas sektor yang belum optimal  

Sebagai solusi, sejumlah rekomendasi strategis dirumuskan:

  • Penguatan rencana kontingensi dengan komponen Kespro yang lebih rinci  

  • Peningkatan kapasitas SDM, termasuk pelatihan persalinan darurat dan penanganan kekerasan seksual  

  • Pengembangan sistem informasi dan koordinasi yang efektif  

  • Edukasi masyarakat serta perlindungan kelompok rentan di lokasi pengungsian  

  • Keterlibatan aktif Puskesmas dalam perencanaan dan penyediaan tenaga medis serta logistik  

Kontribusi Proaktif JEMARI Sakato  
Dalam sesi diskusi, JEMARI Sakato menunjukkan peran aktif dan konstruktif. Organisasi ini menyampaikan langsung permintaan untuk dilibatkan dalam beberapa komponen PPAM Kespro, yaitu:

  • Komponen 1: Koordinasi Implementasi PPAM

  • Komponen 2: Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual

  • Komponen 4: Kesehatan Maternal dan Neonatal

Keinginan tersebut sangat relevan dengan pengalaman JEMARI Sakato di bidang tata kelola, pemberdayaan masyarakat, dan kesehatan masyarakat. Partisipasi ini menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi bagian dari sistem kesiapsiagaan bencana yang menyeluruh dan berbasis inklusi.

Menuju Sumatera Barat yang Lebih Tangguh  
Pertemuan ini merupakan bagian dari proses yang berkelanjutan. Dokumen rencana kesiapsiagaan masih dalam tahap penyusunan dan akan terus diperkuat melalui forum lanjutan, termasuk simulasi dan diseminasi. Diharapkan, dokumen ini dapat menjadi panduan komprehensif, melibatkan berbagai pihak dari tingkat desa hingga provinsi, serta menarik lebih banyak dukungan untuk membangun ketangguhan Sumatera Barat dalam menghadapi krisis kesehatan di masa depan. Kolaborasi multipihak menjadi kunci utama mewujudkan Sumatera Barat yang lebih siap, tangguh, dan responsif terhadap bencana.

Penulis: Affifa Syah Raudhatul Jannah  
Penyunting: Anggun Mustika Yanti  

Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya,                                                                                                       
Instagram: @jemari.sakato                         
Facebook: JEMARI Sakato 
Linkedin: JEMARI Sakato 
Youtube: JEMARI Sakato      


Share: