Simpang Empat, 22 April 2022
“Pengurangan Risiko Bencana adalah pendekatan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko yang di akibatkan oleh bencana. Lokakarya ini sangat berarti sekali bagi kami, Kehadiran JEMARI Sakato dapat memberikan arahan untuk pemerintah daerah dan masyarakat untuk membentuk dan menghasilkan Kajian Risiko Bencana (KRB)”, demikian diungkapkan Nefri, selaku Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, saat membuka lokakarya Kemitraan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Pemerintah Nagari Sebagai Upaya Penguatan Masyarakat Pasaman Barat Tangguh Bencana Rabu 20 April 2021. Kegiatan lokakarya yang berlangsung selama 2 hari dilaksanakan di Aula Hotel Guchi, Simpang Empat Pasaman Barat. Loakakarya ini diikuti lebih kurang 20 orang peserta yang berasal dari berbagai elemen diantaranya; DisDikbud, DPMN, PMI, KSB, BPBD, Diskominfo, Wali nagari, Camat, MPRB Peduli, DPPKBP3A, STIE YAPPAS, dan beberapa media.
Gempa bumi akhir Pebruari 2022 lalu menimbulkan beberapa kerugian diantaranya kerugian secara fisik dan materil. Selain itu juga menimbulkan isu-isu didalam masyarakat. Pada kondisi ini perlunya penguatan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana berbasis nagari. Hal ini muncul karena daerah Pasaman Barat merupakan daerah yang banyak memiliki potensi bencana, diantaranya banjir, gempa bumi, tanah longsor dan lain-lain. Dalam rangka mendalami isu-isu ini, perlunya penguatan masyarakat Pasaman Barat tangguh bencana. Oleh Karen aitu, perlu dilakukan sebuah lokakarya yang membahas bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan daerah tangguh bencana.
Proses lokakarya ini sendiri difasilitatori oleh seseorang yang berkompeten dan berpengalaman yaitu Budi Febriandi, salah seorang Aktivis JEMARI Sakato dan merupakan Staf ahli di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) dan Ahmad Maulana Anshori salah seorang peneliti di jemari sakato dan juga seorang dosen di UIN Suska Riau dan juga aktivis di JEMARI Sakato.
Hari pertama lokakarya dipaparkan materi tentang program pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan masyarakat tangguh bencana, peran FPRB dalam mewujudkan masyarakat tangguh bencana. Kegiatan hari kedua, membahas APBN nagari dalam upaya mewujudkan masyarakat tangguh bencana. Nagari atau Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah nagari yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan (melalui perencanaan, penganggaran, dn SDM yang baik) dengan cara beradaptasi dengan ancaman bencana melalui mitigasi yang berbasis kepada kearifan lokal.
Masyarakat harus dibekali pengetahuan bagaimana perilaku kita menghadapi bencana sehingga kita berharap nagari-nagari yang ada di kajai ini menjadi nagari pelopor untuk menghasilkan sebuah KRB yang utuh dimasing-masing nagari, ujar Nefri. KRB ini dapat dijadikan panduan bagi nagari dalam menyusun penganggaran untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan Destana. Penganggaran tersebut tergantung kepada potensi bencana yang dihadapi nagari.
kegiatan ini harus melibatkan beberapa sektor, “Kita harus belajar dari semut karena semut selalu bekerja sama dalam melakukan segala sesuatu. Perencanaan yg baik dibutuhkan kolaborasi multipihak, sehingga akan melahirkan kekuatan” ujar Ahmad Maulana Anshori.
Beberapa hal yang dihasilkan dari pelatihan ini antara lain; (1) terdapatnya gambaran program pemerintah nagari dalam upaya mewujudkan masyarakat tangguh bencana, (2) adanya kesepakatan langkah-langkah pemerintah nagari dalam upaya mewujudkan masyarakat tangguh bencana. Harapannya dengan adanya lokakarya ini, memberikan pembekalan mengenai upaya penganggaran APB Nagari terhadap Destana.
JEMARI Sakato merupakan lembaga nirlaba yang bekerja dan focus pada isu tata kelola pemerintahan, perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan juga terlibat dalam agenda-agenda kemanusiaan untuk respon bencana di beberapa wilayah di Indonesia. Paska musibah gempa bumi Pasaman Barat Februari 2021, JEMARI Sakato bersama Save The Children telah bekerjasama semenjak masa tanggap darurat hingga saat ini. Kerjasama ini dalam rangka memberikan dukungan bagi pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam berbagai bentuk dukungan mulai dari asesemen awal, tanggap darurat dan saat ini dalam masa proses transisi pemulihan kearah yang lebih baik.
******
Penulis: Fauriyah Irfah