jemarisakato.org, Padang – Penilaian Risiko Multibahaya yang dilaksanakan di Kabupaten Mentawai pada (4-5/2) lalu dilanjutkan dengan penggalian informasi setiap desa secara berkala untuk menambah informasi mengenai risiko multibahaya desa. Pendampingan ini dilakukan secara bertahap dan berulang kali hingga data mengenai risiko multibahaya masing-masing desa mendapatkan informasi yang jenuh menggunakan alat-alat PRA ( Participatory Rural Appraisal)/ kajian partisipatif. Rata-Rata masing-masing desa melakukan pendampingan maksimal sebanyak 4 kali pertemuan yang dilakukan kepada kelompok yang ada di desa. Kelompok ini melibatkan kelompok PKK, Sekolah Lapang (SL), perangkat nagari, Kelompok siaga bencana dan kelompok lainnya.
Pendampingan dilakukan langsung oleh fasilitator yang sudah dilatih oleh JEMARI Sakato untuk menggali informasi yang berkaitan dengan kondisi terkini pada aspek-aspek yang berpengaruh pada risiko bencana kepada masyarakat. Kegiatan dilaksanakan secara partisipatif antara fasilitator desa dengan kelompok yang disasar.
Dari alat PRA yang digunakan pada masing-masing desa, didapatkan informasi yang berbeda setiap desa mengenai risiko multibahaya, rencana aksi masyarakat, dan prioritas kegiatan rekomendasi. Berikut hasil beberapa desa:
- Sipora Jaya
Bencana yang menjadi ancaman yaitu gempa, kemarau, dan tanah bergeser. Secara umum, wilayah Desa Sipora Jaya merupakan daerah yang aman dari tsunami karena berada di daerah tinggi dan jauh dari pesisir. Sipora Jaya juga merupakan daerah penyangga [Daerah Penyangga: wilayah yang terletak disekitar kawasan yang dilindungi] sehingga mereka tidak membutuhkan kegiatan simulasi bencana. Daerah Sipora Jaya memiliki 2 embung air. Diperlukan peningkatan pemahaman mengenai PRB dan API yang inklusi kepada masyarakat Sipora Jaya.

- Sido Makmur
Bencana yang menjadi ancaman yaitu banjir, tanah longsor, gempa, dan kemarau. Jika terjadi hujan lebih dari 3 jam, pada beberapa titik banjir akan merendam rumah warga sedalam 1 meter. Banjir terjadi karena tidak cukupnya wilayah resapan di daerah Sido makmur. Pemenuhan kebutuhan air bersih di Desa Sido Makmur sudah melalui PDAM namun masih belum merata ke semua dusun.

- Matobe
Bencana yang menjadi ancaman yaitu banjir, gempa, abrasi pantai, dan kemarau. Jika terjadi hujan lebat kurang lebih 2 jam maka Dusun Gege Taet dan Dusun Tunang Kaliau akan banjir setinggi 1 meter, namun tergantung juga dengan pasang surut air laut. Belum adanya kebijakan publik dalam isu inklusif sehingga pelibatan kelompok berisiko masih kurang. Diperlukan peningkatan pemahaman mengenai PRB dan API yang inklusi kepada masyarakat Sido Makmur.

- Sioban
Bencana yang menjadi ancaman yaitu banjir, gempa bumi, dan abrasi pantai. Wilayah sioban berada di tepi pantai sehingga sangat rawan terjadi abrasi maupun tsunami. Di daerah Sioban sudah banyak dipasang jalur evakuasi bencana dan sudah pernah dilakukan kegiatan simulasi bencana. Diperlukan peningkatan pemahaman mengenai PRB dan API yang inklusi kepada masyarakat Sido Makmur.

Informasi yang didapatkan dari pendampingan HVCA yang dilakukan ke masing-masing desa secara bertahap ini, diharapkan dapat mempermudah dalam inisiasi pembentukan Forum Inklusi Desa (FID). FID merupakan salah satu wadah yang dibentuk untuk mendorong partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam pengembangan desa.
Penulis: Ulfa Azizah Febryzalita
Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya,
Instagram: @jemari.sakato
Facebook: JEMARI Sakato
Linkedin: JEMARI Sakato
Youtube: JEMARI Sakato