JEMARI Sakato

collapse

Kolaborasi Lintas Negara untuk Ketangguhan Iklim dan Penghidupan Inklusif

2025-10-09  JEMARI Sakato  456 views

jemarisakato.org, Padang –  Program GREAT Mentawai yang berfokus pada isu Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Adaptasi Perubahan Iklim (API) yang inklusi tidak hanya dilaksanakan di Indonesia saja tetapi juga di Filipina dan Bangladesh sebagai mitra ASB dalam menjalankan program global.   

Dalam mendukung pertukaran praktik baik dan saling belajar dari semua mitra, Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) South and South-East Asia bekerjasama dengan Yayasan Sikola Mombine melaksanakan kegiatan Lokakarya Berbagi Pembelajaran dengan tema “Dari Risiko Menuju Ketangguhan: Berbagi Inovasi Penghidupan Inklusif dan Responsif Iklim” di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia, pada 15–19 September 2025. Dalam kesempatan ini JEMARI Sakato diwakilkan oleh Cakra Haji sebagai Program Manager GREAT Mentawai dan Fina Hariyanti sebagai Finance Assistant Program GREAT Mentawai yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut.  

Lokakarya dilakukan dengan Learning Workshop yang fokus pada cross-country mengenai akses air bersih, strategi advokasi dalam mendukung pencapaian target program, dan sustainable livelihood . Selain itu, juga dilaksanakan visit ke wilayah dampingan Sikola Mombine.  

img-0454.jpg
Foto bersama setelah kegiatan visit ke wilayah dampingan Sikola Mombine

Praktik Livelihood Mitra Global ASB  

PiLCD mitra ASB dari Filipina memaparkan mengenai praktik aqua culture (budidaya komoditas laut) seperti ikan, udang, kerang, dan lainnya. Upaya ini memanfaatkan teknologi sederhana dan kolaborasi dengan tenaga ahli, sehingga mendorong kemandirian ekonomi berbasis lokal.   

Sementara itu, CDD dari Bangladesh menghadapi tantangan rendahnya kualitas tanah pertanian. Sehingga solusi yang dilakukan mereka mengimpor tanah subur dari daerah lain serta meningkatkan literasi keuangan kelompok. Pada praktik yang dilakukannya, mereka berhasil mendorong terbentuknya koperasi mandiri sebagai wadah penguatan ekonomi.   

Dari Indonesia, tiga lembaga berbagi praktik baik mereka, Paluma dengan Balam yang mana mereka fokus pada komunitas belajar yang menghubungkan antara kelompok desa dengan orang-orang yang ahli dibidang tertentu. Sikola Mombine dengan Koperasi Konsumen yang mampu menekan biaya operasional dan memperkuat usaha bersama, serta JEMARI Sakato yang pada tahun ini fokus pada akses air bersih sebagai bagian dari penguatan ekonomi perempuan dan penyandang disabilitas.  

Tantangan Air Bersih  

Isu kedua yang dibahas yaitu mengenai akses air bersih. Ketersediaan air bersih sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Misalnya Mentawai, yang merupakan wilayah dampingan JEMARI Sakato masih kurangnya ketersediaan air tanah apalagi saat musim kemarau datang.   

Sedangkan dua negara lainnya, yaitu Filipina dan Banglades memiliki permasalahan intrusi air laut yang menyebabkan kualitas air tanah yang tidak layak di konsumsi. Intrusi air laut sendiri merupakan proses masuknya air laut yang asin dalam lapisan tanah, sehingga hal ini menyebabkan air tanah menjadi payau atau asin.   

Penguatan Kapasitas Keuangan  

Tak hanya isu program, peserta kegiatan juga mendapat penguatan di bidang keuangan. Materi yang dibahas meliputi pengelolaan keuangan, perencanaan pajak, hingga cara menyiasati perbedaan nilai tukar mata uang. Hal ini sering dialami oleh admin project dalam mengatur keuangan. ASB memperkenalkan aplikasi baru Fundtrack Light (FTL)   yang dapat mempermudah proses administrasi, memangkas penggunaan kertas, dan membuat laporan lebih sederhana.  

Staf JEMARI Sakato, Fina Hariyanti, mengakui aplikasi ini sangat membantu dalam menyeimbangkan keuangan. “ Sharing keuangan ini sangat bermanfaat karena kami bisa belajar banyak antara tim finance dalam program,” ungkapnya  

Piagam Iklim dan Inklusi Disabilitas  

Kegiatan ini juga menjadi momentum bagi ASB dalam menegaskan komitmennya terhadap Climate Charter. Seluruh pihak, termasuk kelompok disabilitas, diajak untuk memahami dan terlibat aktif dalam pelaksanaannya. Pada momen tersebut, ASB menyampaikan bahwasanya lembaga mereka sangat mendukung tujuh poin yang ada dalam climate charter tersebut.  

Program Manajer GREAT, Cakra, menyebut kegiatan  sharing learning   menjadi wadah penting untuk melihat perkembangan isu dan tantangan dari masing-masing negara. “Sejumlah praktik baik yang dibagikan bisa diadaptasi untuk diterapkan di wilayah proyek JS,” ujarnya.  

 

Penulis : Ulfa Azizah Febryzalita  

Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya,                                                                           
Instagram: @jemari.sakato                                                                                                                                    
Facebook: JEMARI Sakato                                                                                                               
Linkedin: JEMARI Sakato                                                                                                               
Youtube: JEMARI Sakato  


Share: