jemarisakato.org, Padang – JEMARI Sakato menjadi pihak yang mendorong dalam pembuatan dokumen rencana kontijensi bencana banjir di wilayah desa dampingan Program GREAT Mentawai. Dalam hal ini, Kabupaten Kepulauan Mentawai hingga saat ini masih belum memiliki dokumen Rencana Kontijensi (Renkon) untuk bencana banjir di level kabupaten. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, dilaksanakan kegiatan Workshop Penyusunan Rencana Kontijensi Bencana Banjir pada Desa Matobe dan Desa Sidomakmur.
Kedua desa ini merupakan wilayah dampingan program GREAT dan daerah yang sering dilanda banjir. Setelah melalui diskusi bersama masyarakat melalui kajian HVCA dan dihasilkannya RAK pada kedua desa, disepakati bahwasanya Renkon Banjir menjadi kebutuhan mendesak, mengingat banjir berulang kali mengganggu aktivitas sosial-ekonomi, mengancam keselamatan warga, dan merusak infrastruktur dasar di beberapa desa.
Kegiatan dilaksanakan pada Jumat hingga Sabtu (26-27/09) di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kegiatan ini dihadiri oleh pemerintahan desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), kader HVCA, kelompok yang ada di desa, dan tenaga Kesehatan yang ada di masing-masing desa.
Kegiatan dibuka langsung oleh Ajonti selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dalam sambutannya beliau menegaskan bahwasanya ini merupakan renkon bencana banjir pertama di desa. “Renkon merupakan dokumen penting BPBD dalam perihal mitigasi bencana dan kegiatan yang ini kita lakukan merupakan hal pertama yang pernah terjadi. Rencana Kontijensi Banjir di level Kabupaten belum ada dan sangat luar biasa kita bisa melaksanakan di tingkat desa dan pada akhirnya dokumen tingkat desa ini bisa menjadi acuan renkon banjir di tingkat Kabupaten.”

Penyusunan Renkon diawali dengan masing-masing perwakilan desa memaparkan mengenai desa melalui peta wilayah yang sudah disiapkan oleh tim JEMARI Sakato. Selanjutnya melalui kondisi tersebut, partisipan kegiatan berkelompok dan melakukan diskusi.
Dalam diskusi kelompok, partisipan kegiatan mengidetifikasi penyebab dan dampak banjir di desa, selanjutnya membuat skenario terburuk dari bencana banjir yang mungkin akan terjadi berdasarkan pengalaman yang pernah ada.

Partisipan kegiatan diminta untuk menganalisis stakeholder yang bisa dilibatkan dalam renkon yang disusun dan selanjutnya mengidentifikasi sektor utama dalam kejadian bencana mulai dari evakuasi, logistik, kesehatan, komunikasi, dan keamanan yang dilihat dalam rencana aksi berdasarkan skenario serta penyusunan indikator monitoring.

Diskusi dilanjutkan dengan mengidentifikasi pembagian peran aktor kunci untuk memastikan masing-masing setiap sektor mengetahui dan memahami tugasnya saat bencana terjadi. Kegiatan diakhiri dengan menentukan rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan penyusunan dokumen renkon di desa masing-masing.
Melalui kegiatan workshop ini, aktor kunci dari masing masing desa mendapatkan tahapan dalam penyusunan dokumen rencana kontijensi (Renkon) banjir untuk Desa Sidomakmur dan Desa Matobe.
Penulis : Ulfa Azizah Febryzalita
Penyunting: Cakra Haji
Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya,
Instagram: @jemari.sakato
Facebook: JEMARI Sakato
Linkedin: JEMARI Sakato
Youtube: JEMARI Sakato