JEMARI Sakato

collapse
Home / Program ICDRC / Memaknai Covid-19 sebagai Peluang untuk Menjamin Kesehatan Mental Masyarakat

Memaknai Covid-19 sebagai Peluang untuk Menjamin Kesehatan Mental Masyarakat

2020-05-16  Jemari Sakato

" Memaknai Covid-19 Sebagai Peluang untuk Menjamin Kesehatan Mental Masyarakat"

By : Anggun Mustika Yanti 

       (Aktifis JEMARI sakato)

Pandemi covid19 menimbulkan banyak polemik ditengah masyarakat. Kamis (14/5) tercatat di Sumatera Barat jumlah orang dinyatakan positif virus ini sudah mencapai 371 jiwa (corona.sumbarprov.go.id). Keadaan ini menambah kekhawatiran pasalnya kondisi ini tidak hanya berdampak pada satu aspek namun mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat termasuk masalah kesehatan mental masyarakat.

Direktur eksekutif JEMARI Sakato, Robi Syafwar menyatakan perlunya kolaborasi antara pemangku kepentingan dengan berbagai pihak untuk memastikan masyarakat siap menghadapi covid-19. Ia juga mengatakan “ peningkatan pasien positif covid-19 di Sumbar adalah momentum tepat bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari kesadaran, regulasi, sampai dengan pendampingan kepada masyarakat. Pasalnya, pandemi yang berlangsung cukup lama ini dapat mengakibatkan masyarakat jenuh sehingga berpengaruh kepada mental masyarakat dan juga akan berakibat pada pelonggaran berbagai protokol untuk penyelamatan Covid-19 oleh masyarakat itu sendiri”, ujar Robi Syafwar dalam diskusi secara daring “Strategi Kesehatan Mental Masyarakat Pada Musim Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan JEMARI Sakato pada Kamis, 14 Mei 2020.

Dalam menanggapi pandemi covid-19 JEMARI Sakato juga melakukan kajian adaptasi dan kesiapsiagaan masyarakat pada masa pandemi covid-19. Dari hasil kajian yang dilakukan selama 3 Minggu tersebut sebagian besar masyarakat memiliki kesadaran dalam memahami covid-19 namun dari hasil kajian menunjukkan bahwa masyarakat juga masih sangat membutuhkan penanganan yang tepat pada masa pandemi tersebut.

Salah satu pendiri JEMARI Sakato Syafrimet Aziz yang juga merupakan program manager ICDRC juga menyampaikan bahwa  95% responden tahu tentang program PSBB yang sedang diberlakukan, namun lebih dari 50% masyarakat menyatakan bahwa PSBB saja tidak cukup untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Lebih dari 80% menyatakan setuju dengan larangan-larangan selama PSBB, sedangkan 75% menyatakan bahwa kebutuhan pelindung diri khususnya masker di nagari tidak terpenuhi. Syafrimet juga menambahkan Masyarakat secara garis besar sudah sadar tentang Covid-19 dan bahaya yang menghantui, namun, setelah kita melalui pandemi dengan waktu yang lama ini, masyarakat mulai jenuh dan tidak lagi menanggapi serius permasalahan ini”.

Kondisi pandemi covid19 ini tentu menyisakan banyak ketakutan di dalam masyarakat yang berdampak pada gangguan kesehatan mental yang diperoleh melalui media informasi yang beraneka ragam setiap harinya mereka akses. Untuk itulah diskusi secara daring di gagas untuk mencoba menengahi permasalahan ini dengan menemukan strategi yang tepat pada masa pandemi covid-19 ini.

Hal ini dibenarkan oleh Zera Mendoza M.Psi Psikolog klinis, ketua Himpunan Psikolog Indonesia wilayah Sumbar selaku Narasumber dalam kegiatan tersebut. “Saat ini masyarakat dihadapkan kepada ketidakpastian, mulai dari ketidakpastian apakah mereka sehat, apakah orang sekitar mereka bebas dari covid19, dan ketidakpastian sampai kapan virus ini akan terus berkembang”. Zera juga menambahkan, “di Sumatera Barat sendiri kita memiliki psikolog klinis kecil dari 50 orang. Sedangkan dalam kondisi pandemi saat ini akan banyak jiwa yang akan kita bantu untuk memulihkan kesehatan mental mereka kalau saja keadaan semakin memburuk”.

Selain itu sependapat dengan apa yang disampaikan Direktur eksekutif JEMARI Sakato, Zera mengungkapkan bahwa pandemi covid19 ini kenyataan yang harus dihadapi secara bersama. Butuh ketersediaan semua pihak dari pemerintah daerah, pemerintah nagari, LSM/OMS, Tenaga Kesehatan, OPD dan berbagai pihak lainnya untuk mengambil peran dalam memerangi musuh yang tidak nampak ini terutama dalam menjamin kesehatan mental dalam masa pandemi covid-19 ini. Menurutnya, tidak hanya sampai pada edukasi namun juga sampai pada bagaimana kita semua berperan dalam menciptakan sensitisasi, melakukan publisitas, edukasi dan sampai pada tahap motivasi. Tidak hanya sekedar itu tapi bagaimana kita memaknai kondisi, mengelola dengan baik dan melakukan respon-respon yang tepat.


2020-05-16  Jemari Sakato