jemarisakato.org, Padang – Simulasi bencana merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memperkuat Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS) yang mana dilakukan peniruan langkah-langkah kesiapsiagaan yang harus dikerjakan ketika terjadi bencana. Selain itu, kegiatan simulasi bencana ini dilakukan untuk memenuhi indikator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Kegiatan simulasi bencana hadiri oleh perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan, serta perangkat nagari masing-masing sekolah berada. Kegiatan simulasi ini dilakukan oleh tiga sekolah dampingan yang sudah membentuk KSBS sebelumnya. Kegiatan ini adalah bagian dari Program Pemulihan Pascabencana di Kabupaten Pesisir Selatan dari JEMARI Sakato dan Save the Children Indonesia
Perwakilan BPBD menjelaskan bahwasanya simulasi bencana perlu dilakukan untuk mengedukasi warga sekolah dalam menghadapi bencana yang akan datang. Selain itu, simulasi ini dapat membantu murid serta guru di sekolah untuk tidak panik saat terjadinya bencana. Sebelum dilakukan simulasi bencana, perwakilan BPBD menjelaskan bagaimana bentuk upaya perlindungan diri jika terjadi bencana saat di sekolah. Bentuk upaya perlindungan diri seperti melindungi kepala, lari ke tempat titik kumpul yang berada di sekolah, tidak mendekati kaca serta pajangan yang berada di dinding, dan tidak boleh bermain di dekat aliran sungai di jam sekolah maupun tidak di jam sekolah.
Proses simulasi yang dilakukan diawali dengan tanda bunyinya sirine yang panjang dan lama sebagai pertanda adanya bencana. Selanjutnya siswa diminta oleh guru yang mengajar di kelas untuk melindungi diri dan berlari meninggalkan ruangan kelas secara teratur tanpa panik. Setelah berlari keluar siswa berkumpul di lapangan sekolah sebelum dihubungi orang tua mereka agar bisa dijemput ke sekolah. Saat, tim KSBS juga memberikan pertolongan pertama berupa mengobati siswa lainnya yang terluka, membantu temannya yang kesulitan dalam menyelamatkan diri di suatu ruangan, dan lainnya. Pada akhir kegiatan simulasi, tim KSBS yang bertugas sebagai tim logistik melakukan pendataan kepada siswa yang cidera selama bencana. Kegiatan ini diakhiri dengan simulasi prosedur pemulangan siswa setelah terjadinya bencana.
Warga sekolah yang mengikuti simulasi ini merasa terbantu dengan kegiatan yang dilakukan, karena sangat bermanfaat dan mengedukasi warga sekolah selama kegiatan yang dilakukan. Mereka berharap dengan adanya simulasi ini dapat mengurangi sikap mental panik kepada guru dan siswa saat terjadinya gempa.
Penulis: Ulfa Azizah Febryzalita
Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya,
Instagram: @jemari.sakato
Facebook: JEMARI Sakato
Youtube: JEMARI Sakato
Linkedin: JEMARI Sakato