JEMARI Sakato bersama Field  atas dukungan Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) melaksanakan Program Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan untuk Mengidentifikasi Risiko serta Potensi dan Sumber Daya Lokal Untuk Menciptakan Mata Pencaharian Yang Berkelanjutan (Pengelolaan Keberlanjutan Usaha UMKM di Daerah Rawan Bencana) melalui pendepakatan Business Continue Plan (BCP)..

Program yang dilakukan pada 4 desa yang secara program didampingi diantaranya desa Sippora Jaya, Saureinu, Goisoinan dan Sioban. Setiap desa memiliki potensi alam yang relatif sama, kondisi alam dan sumber daya yang tersedia tersebar di ke empat desa. Untuk itu perlu dikembangkan bagaimana cara mengelola, membudidayakan komoditas potensial, mengolah dan kemudian memasarkan hasil olahan ini sehingganya menjadi titik tumpu agar ketangguhan ekonomi membentuk tatanan penopang keberlanjutan usaha ketika terjadi bencana.

Pendampingan dilakukan melalui tahapan pengkajian kondisi mata pencaharian, Pengkajian kerentanan UMKM dengan Business Impact Analysis (BIA) dan penyusunan rencana keberlanjutan usaha UMKM dan rencana aksi komunitas. Lalu diikuti dengan penguatan melalui dukungan pendampingan rencana keberlanjutan usaha, termasuk di dalamnya menyusun keterampilan baru, dukungan teknologi, diversifikasi usaha, arisan keluarga, asuransi dan kerjasama multipihak. Kerjasama yang meliputi empat sektor usaha yaitu sektor Nelayan, pertanian, perdagangan, dan jasa. Perencanaan ini meliputi peningkatan kapasitas, usaha bersama dan usaha alternatif. 

Workshop multipihak untuk membangun ketangguhan dan keberlanjutan mata pencaharian masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim dilaksanakan dengan pendekatan public privat people partnership (P4). Melalui workshop ini melahirkan model Kemitraan dan kolaborasi pelaku usaha mikro kecil, sektor swasta, dan pemerintah untuk berkontribusi sesuai dengan kapasitas yang dimilki.

Penulis: Abdullah Muhammad Thoyib NST