JEMARI Sakato

collapse

Integrasi Program GREAT Mentawai ke dalam Rencana Pembangunan Daerah melalui Rencana Kerja Tahunan (RKT)

2025-06-20  JEMARI Sakato  56 views

jemarisakato.org - Padang, Sebagai tindak lanjut dari kebijakan yang tertuang dalam Memorandum of Understanding antara Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri) dan Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) South-South East Asia, serta merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2016 tentang Organisasi Kemasyarakatan Asing dan Permendagri Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tata Cara Kerja Sama Daerah dengan Pihak Luar Negeri, ASB diwajibkan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2025. Penyusunan ini merupakan bagian dari implementasi Rencana Induk Kegiatan (RIK) ASB 2023 2026 yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kemendagri.

Dalam konteks ini, ASB mendukung pelaksanaan Program GREAT Mentawai yang diinisiasi oleh JEMARI Sakato agar agenda program dapat terintegrasi ke dalam rencana pembangunan daerah di Kabupaten Kepulauan Mentawai baik di tingkat desa maupun kabupaten.

Menanggapi hal tersebut, pada Kamis (12/06), telah diselenggarakan Workshop Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Program GREAT Mentawai di Aula Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Kemendagri, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, perwakilan ASB, OPD kabupaten, pemerintah desa, NGO lokal, perwakilan OPDIs (Organisasi Penyandang Disabilitas) Provinsi Sumbar, dan JEMARI Sakato sebagai pelaksana Program GREAT. Workshop dilaksanakan secara hybrid tatap muka dan daring melalui Zoom Meeting.

"ASB tidak serta-merta melaksanakan program secara mandiri di lapangan. Sebagai lembaga internasional berbasis di Jerman, ASB berkomitmen kuat untuk bekerja sama dengan mitra lokal dalam membangun kapasitas kelembagaan,” ujar Rofikul Hidayat, perwakilan ASB, dalam sambutannya.

Sementara itu, Anggun Mustika Yanti dari JEMARI Sakato menambahkan, “RKT ini akan menjadi dokumen integratif yang menyelaraskan program GREAT dengan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Oleh karena itu, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan bersama tersebut.”

Dalam sambutan pembukaannya, Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Martinus Dahlan, menyampaikan,

“Pemerintah daerah tidak dapat menghadapi tantangan pembangunan sendiri tanpa dukungan dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil dan NGO. Dalam hal ini, JEMARI Sakato telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong inklusivitas dan pembangunan berkelanjutan. Dukungan ini sangat berarti bagi proses transformasi Mentawai yang kini tengah beranjak dari status daerah tertinggal. Diharapkan workshop ini menghasilkan dokumen RKT Program GREAT Mentawai 2025 yang disepakati bersama sebagai acuan pelaksanaan program di tahun mendatang.”

Workshop dimulai dengan pemaparan Program GREAT Mentawai oleh Program Manager, Cakra Haji, kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel yang dimoderatori oleh Rofiqul Hidayat. Diskusi melibatkan pandangan perwakilan dari tingkat desa, kabupaten, dan provinsi mengenai kebijakan perencanaan pembangunan desa. Banyak masukan dan informasi relevan disampaikan oleh peserta untuk memperkaya substansi RKT sesuai dengan sektor masing-masing.

Dalam sesi testimoni, Bayu Anggara, Sekretaris Desa Matobe, menyampaikan, “Program ini memberikan dampak nyata, seperti penggunaan alat PRA dalam perencanaan dan dukungan untuk penyediaan air bersih. Desa Matobe berkomitmen melanjutkan kerja sama, khususnya dalam revisi RPJM 2025. Kami berharap JEMARI Sakato terus mendampingi kami dalam membangun desa yang tanggap bencana.”

Di akhir kegiatan, sejumlah dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, BPBD, Diskoperindag bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai dan NGO lokal (YCMM) menyatakan komitmen untuk mengintegrasikan program-program mereka dengan Program GREAT Mentawai.

Sebagai penutup, moderator Rofikul Hidayat menyampaikan, “Ke depan, akan dibentuk Forum Inklusif Desa (FID) di tingkat desa sebagai wadah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik dan inklusif. Selain itu, forum kemitraan antar-NGO yang telah terbentuk juga akan menjadi ruang strategis untuk berbagi praktik baik dan merumuskan rekomendasi bersama.”

Kegiatan ditutup dengan penandatanganan berita acara oleh seluruh peserta workshop, yang memuat poin-poin penting hasil rekomendasi serta komitmen bersama untuk pelaksanaan Program GREAT Mentawai tahun 2025.

Penulis: Ulfa Azizah Febryzalita  
Penyunting: Anggun Mustika Yanti

Kunjungi media sosial JEMARI Sakato lainnya,                                                                                                
Instagram: @jemari.sakato                
Facebook: JEMARI Sakato                
Linkedin: JEMARI Sakato                
Youtube: JEMARI Sakato  


Share: