JEMARI Sakato

Slogan
collapse
Home / Berita / Workshop Penguatan Kapasitas dan Kick Off Meeting Program Pemulihan dan Membangun Ketangguhan PASIGALA

Workshop Penguatan Kapasitas dan Kick Off Meeting Program Pemulihan dan Membangun Ketangguhan PASIGALA

2019-12-19  Jemari Sakato

Workshop Penguatan Kapasitas dan 
Kick Off Meeting Program Pemulihan dan Membangun Ketangguhan PASIGALA.

Palu, 16 Desember 2020

Dengan tegas jari tangan kanan itu menuliskan kalimat ... "Saya Bangga Bersama Kalian ..." pada banner acara yang tergantung di dinding bagian depan ruang meeting. Momen penting ini terjadi pada acara pembukaan Workshop Penguatan Kapasitas dan Kick Off Meeting Program Pemulihan dan Membangun Ketangguhan PASIGALA yang diselenggarakan oleh JMK-Oxfam di Kota Palu. Pak Ridwan Mumu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah yang sangat merasakan peran JMK - Oxfam selama proses respon Pasigala mengungkapkan perasaaanya lewat tulisan tadi. Dalam sambutannya beliau menyebutkan, JMK Oxfam telah bahu membahu bersama pemerintah Provinsi dan 3 Kabupaten Kota (Palu, Sigi, Donggala) sejak hari pertama pasca gempa bumi tsunami liquifaksi 28 September 2018 yang lalu. Beragam suka duka dan dinamika dilalui dalam upaya membantu penyintas yang  jumlah tidak sedikit. 

Kegiatan workshop yang dihelat ini merupakan kerjasama Jejaring Mitra Kemanusiaan (HKH-JMK) bersama Oxfam Indonesia dan didukung oleh Pemerintah Australia, DEC, Giro555, MFAT, dan Appeal dr Oxfam di beberapa negara. Sekaligus dijadikan momen pembuka (Kick off) program pemulihan dan membangun ketangguhan Pasigala sampai 2020 ke depan. Agenda workshop dan penguatan kapasitas akan dilaksanakan sampai dengan tanggal 20 desember 2019 ini diikuti oleh anggota JMK yang sudah menandatangani komitmen keterlibatan bersama (15 lembaga) dengan Oxfam Indonesia. 

Robi Syafwar, direktur JEMARI Sakato Sumatera Barat selaku Lead JMK menyampaikan bahwa proses ini pada dasarnya diawali dengan langkah dramatis ketika JMK mengirimkan tim "POWER RANGER" yang berjumlah 5 orang di hari kedua pasca gempa bumi liquifaksi September 2018 lalu dan bergabung bersama tim supernya "GHT"  Oxfam untuk melakukan respon. Ke 5 orang yang berasal KKSP medan, PKPA Medan, SUAR kediri, CIS Timor dan LP2DER Bima ini membuka jalan respon bagi JMK dan oxfam. Bukan pekerjaan mudah, namun proses ini selanjutnya yang berbuah kepercayaan dan seterusnya pada pembukaan hari ini untuk dilanjut menjadi program Pemulihan selama 1 tahun ke depan.   

Penunjukan LBH Apik pada fase 2 dan PKBI Sulteng pada fase 3 sebagai lead respon merupakan semangat JMK Oxfam membangun kekuatan di pasigala karena dalam kenyataaanya anggota JMK diluar Sulawesi Tengah sudah pasti tidak akan berlama-lama di Sulawesi Tengah. Sementara Partner lokal seperti PKBI Sulteng dan LBH Apik Sulteng akan selalu berada disini. Pola kemitraan dengan mengedepankan kekuatan lokal ini diharapkan akan membuat Palu sigi donggala dan Sulaewesi Tengah menjadi kuat dan tangguh. Hal ini juga disampaikan oleh Yospine (direktur PKBI Sulteng) yang diberikan mandat mengelola program ini sebagai Lead respon. Dino Argianto, yang mewakili Oxfam Indonesia juga menyampaikan harapannya agar program ini selain menguatkan Pasigala, juga semakin membuat JMK kuat dan mandiri karena ini adalah kesempatan mengelola program dengan nilai yang besar (30 M lebih) secara mandiri.
  
Pada program Pemulihan kali ini, lembaga yang berkomitmen untuk ikut terlibat adalah JEMARI Sakato Sumbar, KKSP Medan, PKBI Sumsel, SUAR Indonesia Kediri, KPI Garut, Aksara Jogja, IDEA Jogja, Sapda Jogja, LBH Apik Sulteng, LBH Apik SulSel, PKbi SulSel, LBH Apik Bali, CIS Timor NTT, PKBI NTB dan PKBI Sulteng sebagai lead program.      

Humanitarian Knowledge Hub yang kemudian dikenal dengan sebutan Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK) pada awalnya di inisiasi oleh Oxfam bersama JEMARI Sakato  Suamtera Barat sebagai upaya menatakelola  pengetahuan dan penguatan jejaring terutama untuk isu-isu kemanusiaan dan tata kelola. JMK merupakan Jejaring organisasi yang juga memiliki kepedulian pada upaya respon kebencanaan yang beranggotakan 23 (dua puluh tiga) lembaga yang berbasis lokasi dari Barat sampai Timur Indonesia. Dalam konteks Humanitarian khususnya untuk respon bencana, HKH-JMK sudah bergerak sejak peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia seperti Erupsi Gunung Sinabung, Kabut Asap Palembang, Gempa Bumi Pidie Jaya, Banjir Garut, Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Agung, Gempa Lombok dan Palu yang merupakan bentuk sinergitas respon bersama yang melibatkan keahlian yang dimiliki setiap lembaga mitra. 

By : Syafrimet Azis/JEMARI Sakato


2019-12-19  Jemari Sakato