JEMARI Sakato

Slogan
collapse
Home / Buku & Artikel / Menilik Industri Batik di Masa Pandemi

Menilik Industri Batik di Masa Pandemi

2021-10-02  Jemari Sakato

[Hari Batik Nasional]

Dalam sejarahnya, pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu, UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan Masterpieces of Oral Intangible Heritage of Humanity. Penetapan ini sekaligus menjadi pengakuan bahwa batik merupakan budaya asli Indonesia.
Adapun tujuan diperingatinya Hari Batik Nasional yaitu agar masyarakat tetap mengingat bahwa Indonesia memiliki kerajinan yang luar biasa dan sudah mampu bersaing di kancah Internasional, sehingga batik tersebut tetap terus harus dilestarikan. Salah satu upaya yang mampu dilakukan pada Hari Batik Nasional ini yaitu secara serempak masyakrat Indonesia mengenakan batik untuk melaksanakan kegiatan mereka.
Tak hanya itu, ternyata industri  kerajinan batik ini juga merupakan salah satu sektor yang mampu untuk beradaptasi dan berinovasi dalam situasi pandemi seperti ini.
Menteri Perindustrian Indonesia pun sangat mendukung tumbuhnya kinerja sektor batik Indonesia dengan cara tetap menjaga kualitas produk dan meningkatkan volume produksi agar tetap bisa diekspor keluar negeri dengan maksud untuk meningkatkan ekonomi nasional. 
Badan Pusa Statistik  (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor batik pada Januari hingga Juli 2019 berjumlah US$17,99 juta, sementara pada Januari hingga Juli 2020 terjadi peningkatan nilai ekspor yaitu berjumlah US$21,54 juta. Data lain menyebutkan bahwa pada 2021 tenaga kerja dalam Industri Batik Nasional sendiri mencapai kurang lebih di 200.000 orang dalam 47.000 unit usaha yang telah tersebar dalam 101 sentra industri batik.
Hal ini tentu harus menjadi motivasi untuk pengerajin batik Indonesia agar terus meningkatkan produksi mereka serta tetap kreatif dan jeli dalam memanfaatkan peluang yang ada saat ini. 
Untuk negara yang menjadi tujuan pemasaran batik Indonesia sendiri terdiri dari Jepang, Amerika Serikat, serta negara-negara di Eropa lainnya. Batik Indonesia dianggap memiliki kekuatan tersendiri untuk berkompetisi di pasar domestik maupun internasional sehingga mampu menjadi market leader di pasar batik dunia. 
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh batik Indonesia diharapkan mampu untuk tetap bersaing sehingga menjadi salah satu sumber untuk peningkatan ekonomi Indonesia di masa pandemi saat ini.
Maka dari itu, cintai produk dalam negeri , dan dukung pengerajin batik kita untuk terus berinovasi agar terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

[Khairunnisa]

(Sumber : Kemenperin, BPS, Artikel Andi M. Arief , Instagram @engrasia)


2021-10-02  Jemari Sakato